Rabu, 26 Agustus 2009

Sepenggal Kisahku

1 januari 2008 . .
Sungguh malam ini adalah malam yang paling indah yang pernah aku alami. Setelah sekian lama aku tak merasakan hal seperti ini. Indahnya sinar bulan di malam hari pun tertandingi oleh sinar wajahnya yang begitu mempesona. Alam raya pun menyadari hal itu dan ikut tersenyum, ketika aku mulai tersenyum kembali. Tak sanggup aku memandang dirinya, aku tak mampu berbicara. Begitu berat untukku ungkapkan sedikit kata, namun aku bahagia.
Berjuta kilauan cahaya bintang di malam itu pun perlahan menghilang. Tak sanggup ku menahan kepergiannya, seperti takkan pernah lagi kembali. Hanya secerca harapan yang tersirat dalam sebuah angan yang melintas dalam gejolak jiwa yang tak terbendung menginginkannya dia datang kembali dengan berjuta kasih yang ia janjikan pada malam itu.
Kuterus berlari tanpa pedulikan hati yang semakin lama terus terkikis oleh lapisan bumi yang sudah tak sanggup menahan keluk kesahku.
7 september 2008
Kemana satu hati yang kujanjikan ? kemana bintang yang slalu ku nantikan, dia sejenak menghilang untuk berikan kesempatan ku berimajinasi dengan khayalan baru yang penuh dinamika. Sejenak ku luluh dengan kilauan pesona baru dengan cahaya yang lebih benderang. Ku dibawa ke nirwana dengan penuh canda, tawa dan berakhir dengan duka.
Kukembali terbang berfantasi berharap bintang yang sempat menemaniku kan datang berikan senyuman yang pernah terlintas pada masa itu. Semakin kuterjebak diantara relungan dimensi waktu yang tak terbendung oleh sebuah logika. Akal tak sanggup uraikan sebuah kisah cintaku di atas bintang.
Kutersudut oleh waktu yang terus mengekangku dalam masa lalu. Tak bsa sedetik pun kulepas dari semua kenyataan dan ketiadaan. Tak bisa bedakan antara cinta dan nafsu, tak begitu paham akan kasih yang sebenarnya. Hanya bisa melamun di balik awan dengan penuh penyesalan.
7 November 2008
60 hari telah berlalu . . masih tak bisa terima kenyataan yang bukan sebuah ilusi. Imajinasi akan cinta kasih terus saja menghantui meminta pertanggungjawaban akan semua goresan yang yang terlihat. Mencoba terus pahami arti dari semua jalan yang sedang kulewati namun tiada henti. Timbul pertanyaan dalam diri ? apakah ini benih yang dulu ku simpan ? apakah ini hasil dari tulisanku selama ini ? namun akankah karma itu terus mengikutiku dan terus membayangi setiap jejak langkahku ? tak bisa kubayangkan hidupku bila terus menerus di hantui rasa ini. Aku akan mati tanpa jasad dan meninggal tanpa raga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar